Artikel ini dimulai dari kisah seekor
beruang yang sedang mencari makan disebuah sungai. Setelah sekian lama kemudian sang beruang mendapat
tangkapan seekor ikan kecil. Lalu ikan yang tertangkap itu menjerit-jerit
ketakutan. Si ian kecil itu menatap sang beruang sambil ketakutan, “wahai
beruang lepaskan aku”. Mengapa ?”tanya siberuang”. “Badanku terlalu kecil untuk
kau makan, bahkan ketika aku makan aku, aku bisa lewat di sela sela gigimu.
Tolong lepaskan aku dulu, nanti beberapa bulan kemudian setelah aku besar, kau
bisa menangapu lagi” jawab si ikan. Beruang pun tersenyum lalu membalas
perkataan si ikan, “ikan, taukan kamu kenapa aku bisa tumbuh besar seperti
ini?”. “Kenapa?” tanya si ikan. Karena aku tak pernah menyerah walau sekecil
apapun keberuntungan yang tergenggam ditangan”.
Dari
kisah tersebut dapat diambil hikmahnya yaitu berbijaksanalah pada hidup, hargai
setiap waktu yang telah berjalan jangan disia-siakan. Belum tentu kita akan
mendapatkan keberuntungan yang sama pada hari esok. Bila kita setia pada
perkara kecil, maka kita akan mendapatkan perkara besar. Bila kita menghargai
kesempatan kecil, maka ia akan menjadi sebuah kesempatan besar (Suara Merdeka, 2000).
1. Tentang Interaksi Sosial
Dari kisah diatas, dapat
digambarkan bahwasanya setiap kehidupan itu tidak terlepas dari hubungan
antaretnik. Dan ketika berbicara mengenai antaretnik, kita tidak bisa terlepas
dari konsep interaksi sosoal. Mengutip Jhonson (1986), dari tulisan Simmel,
menggungkapkan bahwa kehidupan sosial merupakan pola-pola interaksi yang
komplek antar individu. Dan untuk memahami kehidupan sosial tersebut, kita
harus memberikan perhatian pada interaksi sosial, karena interaksi sosial
merupakan proses. Setiap orang terlibat dalam proses tersebut dan itulah yang
disebut relasi dengan orang lain.
Kini, diberbagai belahan dunia terjadi percepatan pertumbuhan
penduduk. Pertumbuhan tersebut semata-mata bukan didasari atas meningkatnya
angka kelahiran. Tetapi selain itu, pertumbuhan juga didorong dan didasari atas
migrasi antar ruang geografis. Seiring mobilitas penduduk, telah terjadi
peningkatan interaksi sosial antar ras dan antar etnik, yang kemudian membentuk
hubungan (relasi) sosial. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan itu sendiri
telah menimbulkan dan membentuk berbagai kelompok-kelompok etnik dan ras dalam
masyarakat yang jumlahnya tidak seimbang. Secara umum, ditemukan konsep
mayoritas dan minoritas kemudian ada konsep keberagaman budaya masyarakat. Dalam
masyarakat ada kesadaran tentang
minoritas dan mayoritas. dan dalam konsep tersebut, telah ada didalamnya yakni
interaksi sosial antar berbagai kelompok tersebut.
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan
untuk menyataan identitas dirinya kepada orang lain, dan menerima pengakuan
atas identitas diri tersebut sehingga membentuk perbedaan identitas antara
orang yang satu dengan yang lainnya (Schaver, 2011).
Unsur-unsur Interaksi
Sosial
Yang meliputi: (1) Struktur Sosial (2) tindakan sosial (3)
relasi sosial (4) impression management.
Pertama, Struktur Sosial
merupakan tata aturan yang berpola tertentu sebagaimana yang diharapkan untu
membimbing interaksi sosial. Misalnya interaksi antar dosen dan mahasisiwa yang
telah diatur oleh aturan-aturan tertentu misalnya aturan di kelas, di kantor
maupun di restoran.
Kedua, tindakan sosial
yang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang nyata yang dapat dilihat,
dirasa, disikapi . Interaksi tanpa perbuatan nyata bukanlah interaksi, karena interaksi
merupakan proses yang dinamis yang menunjukkan kebiasaan berhubungan misalnya
hubungan dosen dan mahasiswa.
Ketiga, relasi sosial
adalah pengaruh yang dirasalkan antara dua orang atau lebih, sebagai perilaku
timbal balik. Misalnya mahasiswa yang mengalami perubahan setelah berhubungan
dengan dosen ataupun sebaliknya.
Keempat, impression management yang merupakan
aspek yang paling penting. Yang menerangkan hubungan antara dosen dan mahasiswa
tidak hanya memenuhi ketiga unsur tersebut, melainkan harus dikelola sedemikian
rupa. Aspek tersebut juga dapat digunaan oleh kedua pihak untuk memelihara dan
melanggengkan interaksi, demi membangun klaim identitas diri.
Proses interaksi sosial
Interaksi sosial adalah
proses yang dinamis. Proses tersebut terdiri atas (1) pertukaran sosial; (2)
kerja sama; (3) persaingan; dan (4) konflik.
Pertama, proses interaksi harus terjadi karena ada pertukaran
perilaku (verbal/nonverbal). Misalnya, pertukaran informasi karena kebutuhan
untuk saling mengetahui.
Kedua, kerjasama untuk
membentuk kesatuan atau pola piker maupun pola tindak. Misalnya dua pihak yang
bekerja bersama sama karena memiliki gagasan yang sama, atau bekerja sama dalam
bentuk fisik.
Ketiga, persaingan
menunjukkan bahwa kedua pihak mengingunkan atau membutuhkan barang atau jasa
yang langka. Apalagi barang atau jasa itu adalah satu-satunya, sehingga dua
pihak harus bersaing untuk mendapatkannya.
Keempat, konflik-proses
interaksi dimana satu pihak berjuang melawan pihak yang lain demi tujuan atau
cita-cita yang diinginkan. Konflik
itulah yang menentukan batas-batas diantara antar etnik ataupun antar ras dalam
masyarakat, yakni melalui status, peran, kelompok, jaringan interaksi, dan
status sosial.
Bentuk-bentuk Hubungan
Antar Etnik
Hubungan antar etnik dan antar ras dapat terjadi ketika
terlibat dalam pertuaran sosial, kerja sama, persaingan dan konflik. Dan ketika
berhubungan tersebut dibatasi oleh status, peran, kelompok, jaringan interaksi,
dan institusi sosial.
Eitzen dan Zinn
mengemuakan dari berbagai penelitian, bahwa ada beberapa bentu hubungan antar
etnik atau antar ras:
Asimilasi
Asimilasi merupakan upaya
mengurangi perbedaan-perbedaan diantara mereka demi meningkatkan kesatuan
tindak dan sikap untuk mencapai tujuan bersama. Apabila kelompok-kelompok etnik
mengadakan asimilasi, maka mereka akan mengidentifikasi dirinya sebagai satu
kelompok baru.
Akomodasi
Akomodasi mengadung dua
aspek: akomodasi sebagai suatu keadaan dan proses. Akomodasi sebagai keadaan
menunjukkan keadaan hubungan antaretnik atau antar ras yang seimbang, karena
masing-masing pihak tetap menjaga nilai dan norma sosial yang berlaku umum
dalam suatu masyarakat. Tujuan akomodasi
antar ettnik adalah untuk mengurangi pertentangan, atau bahkan konflik
antaretnik, hanya karena didorong oleh perbedaan nilai dan norma, kebutuhan dan
keinginan antaretnik dalam kehidupan bersama antar mereka.
Adaptasi
Adaptasi adalah proses
menyesuaikan nilai, norma, dan pola-pola perilaku antara dua budaya atau lebih.
Diasumsikan bahwa apabila ada dua atau lebih ras yang bertemu maka akan terjadi
proses adaptasi. Prosesn itu diawali oleh kontak pertama dan kontak lanjutan.
Kontak pertama
Masalah yang pasti
dihadapi oleh para imigran ditempat tujuan, karena mereka berhadapan dengan
orang yang memiliki kebudayaan berbeda. Kemungkinan yang terjadi ketika kita
menghadapai kebudayaan yang berbeda adalah konflik antarbudaya. Secara teoritis
kontak budaya dapat dilakukan melalui (1) penyingkiran antaretnik; (2)
simbiosis egaliter dengan ras/etnik; dan (3) penyususnan system stratifikasi
dan hierarki antar ras/etnik.
Pola-pola adaptasi
lanjutan
Setelah menjalani kontak
pertama, adaptasi antar ras dan antar etnik itu dilanjutkan dengan adaptasi
yang lebih meningkat. Contohnya, (1) melanjutkan progam genosid; (2)
melanjutkan simbiosis egaliter; (3) mengganti stratifikasi dengan memasukkan
nilai-nilai tertentu ke dalam inti konformitas; (4) mengganti stratifikasi
dengan memasukkan nilai budaya pluralitas; dan (5) melanjutkan sikap untuk
mensubordinasikan orang mulai dari yang moderat hingga ekstrim.
Migrasi
Tipe-tipe migrasi: (1)
gerak perpindahan tenaga kerja; (2) gerak perpindahan kontrak kerja; (3) gerak
perpindahan manusia atau pengungsi; dan (4) migrasi sukarela.
Stratifikasi
Hubungan antaretnik atau
antarras dapat terjadi melalui stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial selalu
berkaitan dengan penilaian masyarakat terhadap “pembagian” kekayaan, kekuasaan,
dan martabat seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Penilain
itu bisa melalui, misalnya; pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan
lain-lain.
Kompetisi
Isu penelitian lain oleh
Robert Park yang mengemukakan bahwa kompetisi antara kaum imigran dengan
penduduk asli diwujudkan melalui persaingan untuk memperoleh sumber daya.
Konflik
Konflik dapat diartiakn
sebagai suatu bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau
kelompok yang berbeda etnik karena diantara mereka memiliki perbedaan dalam
sikap, kepercayaan, nilai atau kebutuhan.
Eksterminasi
Eksterminasi (dalam
pustaka lain disebut genosid) merupakan suatu proses dimana sutu etnik
“menghilangkan” tampilan peran dan bahkan tampilan fisik dari etnik atau ras
lain.
Ekspulsi dan Eksklusi
Hubungan antar etnik ini
dilakukan dalam sebuah proses penyingkiran paksa yang dilakukan oleh kelompok
mayoritas—bahkan terkadang diakui oleh Negara—terhadap kaum minoritas yang
kerap kali dianggap sebagi lawan politik.
No comments:
Post a Comment