Teori
Max Weber: Modernisasi
Teori Max Weber
menekankan tentang nilai-nilai budaya yang menjelaskan tentang peran agama
dalam pembentukan kapitalisme. Peran agama yang dikemukakan disini mempunyai
peran yang menentukan dalam mempengaruhi tingkah laku individu. Kalau
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dapat diarahkan kepada sikap yang
positif terhadap pertumbuhan ekonomi, maka proses pembangunan dalam masyarakat
dapat terlaksana. Salah satu topik yang penting bagi masalah pembangunan
yang dibahas oleh Max Weber adalah tentang peran agama sebagai faktor yang
menyebabkan munculnya kapitalisme di Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Mengapa beberapa negara di Eropa dan Amerikan Serikat mengalami kemajuan
ekonomi yang pesat dibawah sistem kapitalisme.
Setelah
melakukan analisis, Weber mencapai kesimpulan bahwa salah satu penyebab
utamanya adalah apa yang disebut Etika Protestan. Studi Weber ini
merupakan salah satu studi pertama yang meneliti hubungan antara agama dan
pertumbuhan ekonomi. Kalau agama kita perluas menjadi kebudayaan, studi Weber
ini menjadi perangsang utama bagi munculnya studi tentang aspek kebudayaan
tentang pembangunan. Dalam melakukan penelitian tentang aspek kebudayaan ini,
peran agama pun menjadi sangat penting sebagai salah satu nilai kemasyarakatan
yang sangat berpengaruh terhadap warga masyarakat tersebut. Sementara itu,
istilah Etika Protestan menjadi sebuah konsep umum yang tidak dihubungkan lagi
dengan agama Protestan itu sendiri. Etika Protestan menjadi sebuah nilai
tentang kerja keras tanpa pamrih untuk mencapai sukses.
Teori David
McCleland : Need For Achievement
Teori
ini menekankan pada aspek-aspek psikologi individu. Bagi McCleland, Need of
achievement (kebutuhan untuk berprestasi), merupakan kebutuhan untuk
mencapi sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempatan dalm diri sesorang.
Kebutuhan ini berhubungan erat denagn pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku
pada usaha ntuk mencapai prestasi tertentu. Motivasi berprestasi dapat
diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau
mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi
dengan predikat terpuji. Sebagai contoh, manajer yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi cenderung akan bekerja sebaik-baiknya agar dapat mencapai
prestasi kerja dengan predikat terpuji. David C. Mc.Clelland (1961:112)
mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi
tinggi, yaitu:
1. Memiliki
tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2. Berani
mengambil dan memikul resiko.
3. Memiliki
tujuan yang realistik.
4. Memiliki
rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan.
5. Memanfaatkan
umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan.
6. Mencari
kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Teori Alex Inkeles: Manusia Modern
Teori Alex Inkeles
menekankan tentang lingkungan material dalam hal ini lingkungan pekerjaan.
Teori pada dasarnya berbicara tentang pentingnya faktor manusia sebagai
komponen penting penopang pembangunan dalam hal ini manusia modern. Tokoh ini
mencoba memberikan ciri-ciri dari manusia modern, seperti : keterbukaan
terhadap pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa depan,
punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai alam. Alex
Inkeles beranggapan, bahwa bagaimanapun juga manusia bisa diubah secara
mendasar setelah dia menjadi dewasa, dan karena itu tidak ada manusia yang
tetap menjadi tradisional dalam pandangan dan kepribadiannya hanya karena dia dibesarkan
dalam sebuah masyarakat yang tradisional. Artinya, dengan memberikan lingkungan
yang tepat, setiap orang bisa diubah menjadi manusia modern setelah dia
mencapai dewasa.
No comments:
Post a Comment