Friday 18 April 2014

Geger Tengger
            Dari karya etnografi  yang ditulis oleh Robert W. Hefner “Geger Tengger: Pendahuluan: Jawa Pegunugan dalam Sejarah dan Teori Sosial.”  Dalam tulisan tersebut, Robert membahas tentang perubahan bentuk ekonomi dan masyarakat di Tengger pada tahun 1970-an. Selain membahas tentang perekonomian Masyarakat Tengger, Robet W. Hefner juga menganalisis tentang perubahan-perubahan politik dan islamisasi pada masyarakat Tengger yang dianalisis secara historisme dan konparatif. Robet W. Hefner membandingkan perubahan dari prakolonialisme sampai jaman sekarang. Masyarakat Tengger membedakan dirinya sebagai masyarakat gunung dan dataran rendah di Tengger.
            Permasalahan, masyarakat Tengger mempunyai permasalah yang sederhana yakni tentang perbedaan antara masyarakat gunung dan masyarakat dataran rendah di Tengger. Orang gunung tidak membedakan statifikasi sosial mereka memandang dirinya sama dengan yang lain, berbeda dengan halnya masyarakat dataran rendah yang masih sadar dengan status mereka yang menyebabkan masalah interaksi sosial dan hirarki. Dalam permasalahan yang diteliti dari segi historisme masyarakat Tengger mengalami perubahan ditengah arus ekonomi dan politik masyarakat Tengger yang dibebankan dengan masalah identitas interaksi sosial dan kemasyarakatan yang telah dijalankan oleh aktor.
“selama berabad-abad penduduk wilayah ini selalu menganggap diri mereka sebagai “orang gunung” (wong gunung) yang berbeda dengan “orang dataran rendah” (wong ngare). Istilah regionalis ini mereka gunakan untuk menunjukkan perbedaan dalam masalah hirarki dan pola interaksi, ... .” (Robert W Hefner;1999).
Setelah mendeskripsikan beberapa analisis dari masalah yang dihadapi oleh masyarakat pegunungan Tengger kemudian saya melanjutkan dengan mengkaji tentang masalah ekonomi masyarakat Tengger yang sebagian besar mengunakan mata pencaharian sebagai petani. Dalam tulisan Robet W. Hefner, menunjukkan bahwa petani masyarakat Tengger mengalami penurunan ekonomi mereka di bidang pertanian. Penyebab dari penurunan ekonomi masyarakat Tengger dibidang pertanian salah satunya adalah kolonialisme dan  penyempitan lahan karena para migran yang lapar-lahan menyerbu ke dataran tinggi.
“pada awalnya, wilayah yang ditanami itu hanya dihuni oleh sejumlah penduduk. Tetapi segera setelah itu, para migran yang lapar-lahan juga menyerbu kedataran tinggi. ...Wilayah lereng atas (divatas 1.200 meter) terhindar dari serbuan pendatang, karena hawanya terlalu dingin serta  ...dan karena pemerintah mengiginkan agar daerah itu menjadi kawasan reservasi hindu setempat. Sekalipun mereka luput dari serbuan pendatang, namun tidak lama kemudian komunitas jaw bukan-islam ini juga sepenuhnya merasakan dampak kolonialisme.” (Robert W Hefner;1999).

Selanjutnya dalam tulisan Robet W. Hefner tentang Geger Tengger, saya setelah membaca tulisan tersebut tidak menemukan teori yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji masyarakat pegunungan Tengger. Dalam tulisan tersebut penulis, mengunkan metode etnografi dalam menjelaskan tulisannya tentang masyarakat Tengger. Dalam pemaparan tulisan tersebut penulis banyak mengkaji tentang perubahan  ekonomi, politik hingga keadaan statifikasi masyarakat Tengger dan hingga proses islamisasi di Tengger. Penulis juga membutuhkan waktu yang panjang untuk menyusun karya tulisan tesebut. Dalam prosesnya penulis melakukan penelitian secara langsung dengan wawancara mendalam dan berinteraksi dengan masyarakat Tengger.
Jawaban:
                        “Pada akhir tahun 1970-an sebagian besar ladang padi di jawa ditanami jenis padi baru..  separuh dari pertumbuhan tenaga kerja terjadi di sektor perdagangan kecil, jasa, dan industri kecil... kebanyakan dari para penumbuk padi itu adalah kaum perempuan tak bertanah atatu memiliki tanak sempit”.(Robert W Hefner;1999)
Dalam kutipan diatas dapat dipahami bahwa penulis menemukan permasalahan kasus yang terjadi dibidang ekonomi. Perubahan dan perkembangan masyarakat Tengger dianggap sebagai dasar permasalahan yang terjadi di masyarakat Tengger.          Oleh sebab itu Robert W Hefner mengungkapkan untuk mengatasi permasalahan ekonomi, pemerintah pada waktu itu melakukan perombakan politik yang dimaksudkan untuk mengurangi pengaruh partai politik.
Setelah membaca tulisan Robet W. Hefner tentang Geger Tengger, saya menemukan  data dalam karya tulisan etnografi ini yang berbeda dengan tulisan yang lain adalah penulis menunjukkan permasalahan/jawaban dari artikel ini.
“pada awal tahun 1970-an dampak dari progam-progam ini mulai terasa di wilayah pegunungan di Jawa. Di pegunuggan Tengger, pembangunan jalan-jalan telah memudahkan transportasi kendaraan bermotor, barang-barang konsumsi, searta semakin banyaknya campur tangan pemerintah.” (Robert W Hefner;1999).

            Sedangkan klaim yang saya temukan dalam karya tulis etnografi yang ditulis oleh  Robet W. Hefner, yang menunjukkan pernyataan fenomena yang khas adalah komunitas agama siwa di Tengger.
“Di kawasan tertinggi di pegunungan Tengger, terdapat komunitas penganut agama siwa yang jelas-jelas bukan Islam yang bertahan hidup di tengah-tengah orang jawa” (Robert W Hefner;1999).
Dengan adanya argumentasi tersebut penulis juga bisa memahami masalah interaksi yang ada di massyarakat pegunungan Tengger, sehingga karya etnografi tersebut menjadi lebih interaktif dan menarik.
Dalam karya tulisan Etnografi tersebut saya mendapatkan Argumentasi, retorik atau organisasi tekstual yang ada di masyarakat pegunungan Tengger. Yang pertama saya kupas adalah tentang adanya argumentasi masyarakat Tengger yakni “orang dataran rendah lebih suka menjaga status mereka dari pada membuat orang lain betah”, kata seorang pegunungan. “yang mereka hargai”, kata-katanya lebih lanjut, adalah “pangkat, sedangkan orang gunung menganggap diri mereka semua sam, dan keturunan yang sama pula”. (Robert W Hefner;1999).
Kemudian mengenai retorik atau pengunaan kata atau bahasa, penulis mengunakan bahasa yang sederhana dan sistematis yang membandingkan dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan penulis menyampaikan hasil karyanya dengan mengunakan bahasa yang formal sehingga pembaca dari tulisan ini bisa memahami secara baik. Selain itu penulis juga mengunakan istilah istilah yang biasa digunakan oleh masyarakat Tengger namun juga dibarengi dengan kosakata yang memudahkan pengertian dari kata yang asing bagi pembaca. Dalam organisasi tekstualnya penulis menggunkan sub bab yang berbeda pembahasanya namun mempunyai keterkaitan yang sesuai dengan tema. Dalam penyusunan paragraf juga sistematis yang saling berhubungan antar kasus. Dan secara umum organisasi tekstual dalam tulisan Geger Tengger yang ditulis Robert W Hefner, baik sebab mengunakan sub bab-sub bab yang berurutan dan dengan dipadukan penyusunan paragraf yang juga sistematis.
            Dalam karya tulisan Etnografi Geger Tengger yang ditulis Robert W Hefner, karya tulisan tersebut termasuk atau mengunakan Epistemologi Historisme yang dimana dalam pendeskripsian tentang masyarakat Tengger penulis banyak mengkaitkan hubungan sebab akibat antar gejala yang terjadi pada jaman dulu sampai dengan sekarang.  Selain mengunkan sebab akibat, dalam tulisa ini juga memaparkan perkembangan masyarakat Tengger dari masa lalu hingga masa kini yang di sajikan secara komparatif.
Rujukan:

Hefner, W, Robrt. 1999. “Geger Tengger : perubahan sosial dan perkelahian politik”

No comments:

Post a Comment