Saturday 7 October 2017

Hubungan Antar Ras dan Antar Etnik

Artikel ini dimulai dari kisah seekor beruang yang sedang mencari makan disebuah sungai. Setelah  sekian lama kemudian sang beruang mendapat tangkapan seekor ikan kecil. Lalu ikan yang tertangkap itu menjerit-jerit ketakutan. Si ian kecil itu menatap sang beruang sambil ketakutan, “wahai beruang lepaskan aku”. Mengapa ?”tanya siberuang”. “Badanku terlalu kecil untuk kau makan, bahkan ketika aku makan aku, aku bisa lewat di sela sela gigimu. Tolong lepaskan aku dulu, nanti beberapa bulan kemudian setelah aku besar, kau bisa menangapu lagi” jawab si ikan. Beruang pun tersenyum lalu membalas perkataan si ikan, “ikan, taukan kamu kenapa aku bisa tumbuh besar seperti ini?”. “Kenapa?” tanya si ikan. Karena aku tak pernah menyerah walau sekecil apapun keberuntungan yang tergenggam ditangan”. 
            Dari kisah tersebut dapat diambil hikmahnya yaitu berbijaksanalah pada hidup, hargai setiap waktu yang telah berjalan jangan disia-siakan. Belum tentu kita akan mendapatkan keberuntungan yang sama pada hari esok. Bila kita setia pada perkara kecil, maka kita akan mendapatkan perkara besar. Bila kita menghargai kesempatan kecil, maka ia akan menjadi sebuah kesempatan besar (Suara Merdeka, 2000).
1.      Tentang Interaksi Sosial
Dari kisah diatas, dapat digambarkan bahwasanya setiap kehidupan itu tidak terlepas dari hubungan antaretnik. Dan ketika berbicara mengenai antaretnik, kita tidak bisa terlepas dari konsep interaksi sosoal. Mengutip Jhonson (1986), dari tulisan Simmel, menggungkapkan bahwa kehidupan sosial merupakan pola-pola interaksi yang komplek antar individu. Dan untuk memahami kehidupan sosial tersebut, kita harus memberikan perhatian pada interaksi sosial, karena interaksi sosial merupakan proses. Setiap orang terlibat dalam proses tersebut dan itulah yang disebut relasi dengan orang lain.
      Kini, diberbagai belahan dunia terjadi percepatan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan tersebut semata-mata bukan didasari atas meningkatnya angka kelahiran. Tetapi selain itu, pertumbuhan juga didorong dan didasari atas migrasi antar ruang geografis. Seiring mobilitas penduduk, telah terjadi peningkatan interaksi sosial antar ras dan antar etnik, yang kemudian membentuk hubungan (relasi) sosial. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan itu sendiri telah menimbulkan dan membentuk berbagai kelompok-kelompok etnik dan ras dalam masyarakat yang jumlahnya tidak seimbang. Secara umum, ditemukan konsep mayoritas dan minoritas kemudian ada konsep keberagaman budaya masyarakat. Dalam masyarakat  ada kesadaran tentang minoritas dan mayoritas. dan dalam konsep tersebut, telah ada didalamnya yakni interaksi sosial antar berbagai kelompok tersebut.
      Interaksi sosial dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk menyataan identitas dirinya kepada orang lain, dan menerima pengakuan atas identitas diri tersebut sehingga membentuk perbedaan identitas antara orang yang satu dengan yang lainnya (Schaver, 2011).
Unsur-unsur Interaksi Sosial
      Yang meliputi: (1) Struktur Sosial (2) tindakan sosial (3) relasi sosial (4) impression management.
Pertama, Struktur Sosial merupakan tata aturan yang berpola tertentu sebagaimana yang diharapkan untu membimbing interaksi sosial. Misalnya interaksi antar dosen dan mahasisiwa yang telah diatur oleh aturan-aturan tertentu misalnya aturan di kelas, di kantor maupun di restoran.
Kedua, tindakan sosial yang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang nyata yang dapat dilihat, dirasa, disikapi . Interaksi tanpa perbuatan nyata bukanlah interaksi, karena interaksi merupakan proses yang dinamis yang menunjukkan kebiasaan berhubungan misalnya hubungan dosen dan mahasiswa.
Ketiga, relasi sosial adalah pengaruh yang dirasalkan antara dua orang atau lebih, sebagai perilaku timbal balik. Misalnya mahasiswa yang mengalami perubahan setelah berhubungan dengan dosen ataupun sebaliknya.
Keempat, impression management yang merupakan aspek yang paling penting. Yang menerangkan hubungan antara dosen dan mahasiswa tidak hanya memenuhi ketiga unsur tersebut, melainkan harus dikelola sedemikian rupa. Aspek tersebut juga dapat digunaan oleh kedua pihak untuk memelihara dan melanggengkan interaksi, demi membangun klaim identitas diri.
Proses interaksi sosial
Interaksi sosial adalah proses yang dinamis. Proses tersebut terdiri atas (1) pertukaran sosial; (2) kerja sama; (3) persaingan; dan (4) konflik.
      Pertama, proses interaksi harus terjadi karena ada pertukaran perilaku (verbal/nonverbal). Misalnya, pertukaran informasi karena kebutuhan untuk saling mengetahui.
Kedua, kerjasama untuk membentuk kesatuan atau pola piker maupun pola tindak. Misalnya dua pihak yang bekerja bersama sama karena memiliki gagasan yang sama, atau bekerja sama dalam bentuk fisik.
Ketiga, persaingan menunjukkan bahwa kedua pihak mengingunkan atau membutuhkan barang atau jasa yang langka. Apalagi barang atau jasa itu adalah satu-satunya, sehingga dua pihak harus bersaing untuk mendapatkannya.
Keempat, konflik-proses interaksi dimana satu pihak berjuang melawan pihak yang lain demi tujuan atau cita-cita yang diinginkan.  Konflik itulah yang menentukan batas-batas diantara antar etnik ataupun antar ras dalam masyarakat, yakni melalui status, peran, kelompok, jaringan interaksi, dan status sosial.
Bentuk-bentuk Hubungan Antar Etnik
      Hubungan antar etnik dan antar ras dapat terjadi ketika terlibat dalam pertuaran sosial, kerja sama, persaingan dan konflik. Dan ketika berhubungan tersebut dibatasi oleh status, peran, kelompok, jaringan interaksi, dan institusi sosial.
Eitzen dan Zinn mengemuakan dari berbagai penelitian, bahwa ada beberapa bentu hubungan antar etnik atau antar ras:
Asimilasi
Asimilasi merupakan upaya mengurangi perbedaan-perbedaan diantara mereka demi meningkatkan kesatuan tindak dan sikap untuk mencapai tujuan bersama. Apabila kelompok-kelompok etnik mengadakan asimilasi, maka mereka akan mengidentifikasi dirinya sebagai satu kelompok baru.
Akomodasi
Akomodasi mengadung dua aspek: akomodasi sebagai suatu keadaan dan proses. Akomodasi sebagai keadaan menunjukkan keadaan hubungan antaretnik atau antar ras yang seimbang, karena masing-masing pihak tetap menjaga nilai dan norma sosial yang berlaku umum dalam suatu masyarakat.  Tujuan akomodasi antar ettnik adalah untuk mengurangi pertentangan, atau bahkan konflik antaretnik, hanya karena didorong oleh perbedaan nilai dan norma, kebutuhan dan keinginan antaretnik dalam kehidupan bersama antar mereka.
Adaptasi
Adaptasi adalah proses menyesuaikan nilai, norma, dan pola-pola perilaku antara dua budaya atau lebih. Diasumsikan bahwa apabila ada dua atau lebih ras yang bertemu maka akan terjadi proses adaptasi. Prosesn itu diawali oleh kontak pertama dan kontak lanjutan.
Kontak pertama
Masalah yang pasti dihadapi oleh para imigran ditempat tujuan, karena mereka berhadapan dengan orang yang memiliki kebudayaan berbeda. Kemungkinan yang terjadi ketika kita menghadapai kebudayaan yang berbeda adalah konflik antarbudaya. Secara teoritis kontak budaya dapat dilakukan melalui (1) penyingkiran antaretnik; (2) simbiosis egaliter dengan ras/etnik; dan (3) penyususnan system stratifikasi dan hierarki antar ras/etnik.
Pola-pola adaptasi lanjutan
Setelah menjalani kontak pertama, adaptasi antar ras dan antar etnik itu dilanjutkan dengan adaptasi yang lebih meningkat. Contohnya, (1) melanjutkan progam genosid; (2) melanjutkan simbiosis egaliter; (3) mengganti stratifikasi dengan memasukkan nilai-nilai tertentu ke dalam inti konformitas; (4) mengganti stratifikasi dengan memasukkan nilai budaya pluralitas; dan (5) melanjutkan sikap untuk mensubordinasikan orang mulai dari yang moderat hingga ekstrim.
Migrasi
Tipe-tipe migrasi: (1) gerak perpindahan tenaga kerja; (2) gerak perpindahan kontrak kerja; (3) gerak perpindahan manusia atau pengungsi; dan (4) migrasi sukarela.
Stratifikasi
Hubungan antaretnik atau antarras dapat terjadi melalui stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial selalu berkaitan dengan penilaian masyarakat terhadap “pembagian” kekayaan, kekuasaan, dan martabat seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Penilain itu bisa melalui, misalnya; pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain.
Kompetisi
Isu penelitian lain oleh Robert Park yang mengemukakan bahwa kompetisi antara kaum imigran dengan penduduk asli diwujudkan melalui persaingan untuk memperoleh sumber daya.
Konflik
Konflik dapat diartiakn sebagai suatu bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok yang berbeda etnik karena diantara mereka memiliki perbedaan dalam sikap, kepercayaan, nilai atau kebutuhan.
Eksterminasi
Eksterminasi (dalam pustaka lain disebut genosid) merupakan suatu proses dimana sutu etnik “menghilangkan” tampilan peran dan bahkan tampilan fisik dari etnik atau ras lain.
Ekspulsi dan Eksklusi
Hubungan antar etnik ini dilakukan dalam sebuah proses penyingkiran paksa yang dilakukan oleh kelompok mayoritas—bahkan terkadang diakui oleh Negara—terhadap kaum minoritas yang kerap kali dianggap sebagi lawan politik.


No comments:

Post a Comment